+62.31.598.1809 info@humancapitalg.com

Outsourcing adalah Mitra Bisnis Anda.

How much disruption? Deloitte Global Outsourcing Survey 2020

Riset yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2020 berjudul “Global Outsourcing Survey: How Much Disruption Can the Market Take?” menunjukkan bahwa praktik outsourcing semakin populer dan menjadi lebih penting bagi organisasi untuk meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan bisnis mereka. Dalam survei global yang dilakukan oleh Deloitte, ditemukan bahwa 70% responden memandang outsourcing sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan 57% responden menyatakan bahwa mereka menggunakan outsourcing untuk mengurangi biaya operasional.

“What drives the clients’ decisions is cost reduction. If there is no positive cost case, it will not happen. It is always about cost.” Partner, Law firm, EMEA

Pesan penting bagi perusahaan outsourcing adalah pentingnya memperhatikan perubahan tren di pasar dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan. Perusahaan outsourcing harus memastikan bahwa tim karyawan memiliki keahlian dan pengalaman yang tepat, dan memberikan solusi dan layanan yang inovatif dan berkelanjutan.

“Outsourcing as a concept is changing from make it run to make change happen.” Country Lead, Large IT outsourcing service provider

Pesan penting bagi pengguna outsourcing adalah bahwa pemilihan mitra outsourcing yang tepat sangat penting untuk memastikan keberhasilan praktik outsourcing. Selain itu, perusahaan harus memastikan adanya komunikasi yang terbuka dan jelas dengan mitra outsourcing, menetapkan key performance indicators (KPI) yang jelas, dan memastikan kesesuaian antara tujuan bisnis dan layanan yang diberikan oleh perusahaan outsourcing.

Riset ini menarik karena menunjukkan pentingnya praktik outsourcing dalam meningkatkan efisiensi dan mempercepat transformasi digital organisasi. Selain itu, riset ini juga memberikan wawasan tentang tren pasar dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan outsourcing dan pengguna outsourcing, sehingga dapat membantu perusahaan dan organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih baik terkait praktik outsourcing.

“We should have spent more time in getting people (our employees) ready for the change.” CIO, Large US manufacturing company

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deloitte, tren pasar dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan outsourcing dan pengguna outsourcing adalah sebagai berikut:

  1. Tren pasar: praktik outsourcing semakin populer dan menjadi lebih penting bagi organisasi untuk mempercepat transformasi digital, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan bisnis mereka.
  2. Tantangan: perusahaan outsourcing perlu memperhatikan perubahan tren di pasar dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan. Selain itu, pengguna outsourcing harus memperhatikan pemilihan mitra outsourcing yang tepat dan memastikan adanya komunikasi yang terbuka dan jelas dengan mitra outsourcing.
  3. Pelaksanaan outsourcing yang tepat: dalam mengambil keputusan terkait pelaksanaan outsourcing, perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti memilih mitra outsourcing yang tepat, menetapkan key performance indicators (KPI) yang jelas, dan memastikan adanya komunikasi yang terbuka dan jelas dengan mitra outsourcing.

Tujuan lain yang penting: Tujuan lain yang penting dalam praktik outsourcing adalah meningkatkan efisiensi dan fokus pada kegiatan inti bisnis, mengurangi biaya operasional, meningkatkan kualitas layanan, dan mengakses keahlian yang lebih luas.

Dalam mengambil keputusan terkait pelaksanaan outsourcing, perlu mempertimbangkan secara cermat apakah praktik outsourcing sesuai dengan tujuan bisnis organisasi dan apakah mitra outsourcing yang dipilih memenuhi kebutuhan organisasi. Selain itu, perlu memastikan adanya komunikasi yang terbuka dan jelas dengan mitra outsourcing serta menetapkan KPI yang jelas untuk memastikan bahwa praktik outsourcing memberikan manfaat yang diharapkan.

Pada prakteknya di PT Human Capital Global (HCG), selalu ada KPI atau SLA (service level agreement) yang disepakati dan dilaksanakan bersama. Bersama dengan klien kami (pengguna outsourcing) selalu dilakukan evaluasi berkala. Tujuannya adalah perbaikan. Perbaikan ini wajib hukumnya bagi PT HCG, karena motivasi kami menjadi mitra bisnis (business partner).

Satu hal yang juga sangat penting adalah kepatuhan atau compliance. Pastikan perusahaan outsourcing yang bekerja sama patuh pada peraturan yang berlaku. Ada banyak cara mengukur kepatuhan, seperti: bukti lapor ke Dinas terkait, random check slip gaji, random check interview ke karyawan outsourcing, dan beberapa cara lain. Tujuannya membuktikan kepatuhan terlaksana. 

“Clients don’t need classic vendor management. They want vendor management that can understand technology, understand the start-up ecosystem, help find solutions for the business, and manage internal stakeholders.” Senior Vice President, Large IT outsourcing service provider

Apakah outsourcing Anda 

  • Sudah berperan sebagai mitra bisnis?
  • Sudah melaksanakan kepatuhan atau compliance?
  • Berkomunikasi terbuka terutama tentang pengelolaan tenaga kerja?
  • Selalu meningkatkan kualitas layanannya?

Tertarik ingin mengetahui lebih banyak mengenai apa yang kami kerjakan? Silakan menghubungi kami di nomor yang tertera di halaman utama.

Oleh: JD 10 Maret 2023

 

P – D – C – A

PDCA atau sering disebut juga sebagai Plan Do Check Act. Beberapa juga menyebutnya dengan Plan Do Check Adjust.

Apakah yang dimaksud dengan PDCA?

Menurut penjelasan di https://en.wikipedia.org/wiki/PDCA PDCA adalah 4 (empat) langkah metodologi dalam manajemen yang digunakan untuk mengendalikan (control) dan meningkatkan (improvement) kualitas proses dan kualitas produksi.

Semua fungsi manajerial seharusnya mengerti akan hal ini. Bahkan ini menjadi kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) dasar bagi fungsi manajerial. Karena tanpa menguasai ini, ada dua kemungkinan, pertama kita sebenarnya tidak melakukan fungsi manajerial, atau kedua kita mempunyai metode lain yang lebih baik dari metode ini.

Ada yang dengan sadar menerapkan ada juga yang tidak sadar sudah melaksanakan ini. Tidak terlalu masalah sebenarnya. Yang paling penting adalah kontrol dan peningkatan kualitas proses dan produksi selalu terjadi atau dengan kata lain sustain.

Kita coba memahami sedikit lebih dalam mengenai setiap langkah dari PDCA:

  1. Plan. Pada langkah ini harus ada penetapan tujuan dan langkah-langkah atau proses yang diperlukan untuk bisa mencapai hasil yang diharapkan.
  2. Do. Melaksanakan perencanaan dari langkah sebelumnya. Mengerjakan berdasarkan perencanaan. Hal-hal yang terjadi dicatat. Pencatatan ini nantinya akan menjadi data yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat efektif dan efisien dari perubahan atau penyesuaian yang dilakukan.
  3. Check. Dalam langkah ini, data dari fase sebelumnya dikumpulkan dan dievaluasi. Data yang terkumpul dibandingkan dengan hasil yang diharapkan akan dapat dilihat dimana persamaan dan perbedaannya. Dapat diukur kekuranganya. Langkah ini membantu untuk melihat (nantinya) apakah perubahan yang dilakukan pada perencanaan menyebabkan hasil yang lebih baik? Dan bisa juga dipakai untuk menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk mendapatkan hasil lebih baik.
  4. Act atau Adjust. Dalam langkah inilah sebuah peningkatan dalam proses dilakukan. Data dari langkah Do dan Check dipakai untuk mengidentifikasi isu atau masalah yang ada. Masalah yang menyebabkan kurang efektif efisien ini kemudian dianalisa rootcaused-nya. Setelah ditemukan penyebab permasalahannya, modifikasi bisa dilakukan pada proses selanjutnya dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik dari proses sebelumnya.

Di akhir langkah ini akan menghasilkan hal-hal semacam: instruksi yang lebih baik, cara-cara yang lebih baik (efektif efisien), prosedur yang lebih baik, bahkan tujuan yang lebih baik.

Sehingga langkah Plan selanjutnya sudah mempunyai landasan yang berdasarkan analisa sebelumnya. Tentunya lebih baik.

Sehingga juga, pekerjaan yang dilaksanakan dalam langkah Do tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sebelumnya yang sudah teridentifikasi. Jika kesalahan yang sama masih terjadi, bisa dibilang perencanaan kita (Plan) kurang baik.

PDCA adalah salah satu metode untuk Problem Solving. Mengulangi siklus PDCA akan mendekatkan kita kepada tujuan yang ingin dicapai, biasanya proses dan hasil akan membaik.

Continuous quality improvement with PDCA.
sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/PDCA

Cukup penjelasan mengenai PDCA. Lebih detail bisa dicari di internet. Dalam tulisan ini saya ingin mengajak kita sadar mengenai pentingnya sebuah proses yang efektif dan efisien. Jika kita mau berhitung, kerugian dari melakukan kesalahan yang sama dalam proses yang seharusnya sudah diperbaiki, dari kacamata finansial, berapa kerugiannya?

“Jika kita mengetahui dan sadar menngenai kerugian ini, dan kita menjalankan fungsi manjerial, apa tindakan yang akan kita ambil? Dari mana harus memulai sebuah perubahan?”

Pertanyaan mudah yang seharusnya bisa dijawab oleh fungsi-fungsi manajerial.

Sering kali metode tidak perlu terlalu keren, lebih penting kita paham dan menerapkan dengan baik. Hasilnya bisa kita ukur dan kita perbaiki terus. Kata ilmu manajemen Continous Improvement.

Continuous quality improvement with PDCA.
source: https://en.wikipedia.org/wiki/PDCA

Selamat menjalankan fungsi manajerial dengan baik. Ingat untuk selalu sadar dan mengukur.